Suatu ketika saya berhenti di sebuah toko elektronika di kota saya. Saya memang ingin membeli komponen di toko tersebut. Waktu saya sedang memarkir motor saya di emperan toko tersebut, melintaslah sebuah bus besar yang gagah. Bus tersebut merupakan bus pariwisata yang memang sering berlalu lalang di kota saya. Bus tersebut kemudian berhenti di depan toko elektronik yang saya kunjungi. Namun bus berhenti bukan karena ingin beli komponen seperti yang saya lakukan. Bus berhenti karena memang jalanan macet dan perlu menunggu sampai kendaraan yang berada didepanya berjalan.
cessss...., cesss...., terdengar suara rem bus hitam nan besar itu. Wah kerenya.... dalam hati saya berkata. sambil memasuki toko elektro dan membiarkan bus berlalu kemudian saya berfikir, sepertinya saya bisa deh membuat efek suara seperti bus tadi. Tanpa saya sadari ternyata petugas toko sudah dihadapan saya sembari menanyakan komponen apa yang saya ingin beli. Selembar kertas berisi catatan komponen saya sodorkan ke petugas toko.
Sambil menunggu komponen saya komplit saya lalu otak saya mulai berimajinasi membayangkan apa saja yang diperlukan untuk menghasilkan suara yang mirip suara rem angin dari bus tersebut. Perlu sebuah osilator, tapi osilator yang bagaimana? bukankah bunyi rem angin lebih mirip nois dibanding sinyal dari osilator. Waw menantang juga nih...
sepulang dari toko langsung deh saya download aplikasi di smartphone saya (lupa namanya) lalu dari aplikasi itu saya bisa membuat beraneka macam gelombang. Akan tetapi tidak satupun bentuk gelombang yang menghasilkan suara yang mirip rem angin. Ya sudahlah kalo memang gak bisa dibuat tidur dulu aja...
Esok harinya saya sampai di lab saya (karena saya memang sehari hari bekerja pada sebuah lab elektronika milik instansi tertentu) langsung colok sana sini , nyalakan oscilloscope, function generator, ambil op-amp dan gelombang lain. Mulai dengan gelombang kotak dari function generator, lalu dimasukan ke penguat derivatif dan integral dengan tanpa perhitungan dulu (ambisi pribadi masalahnya bukan tugas kantor) lalu puter potensio, tampilah gelombang gigi gergaji di monitor. Hmmm may be.... langsung deh speaker aktip gainclone rakitan sendiri yang setiap harinya saya pakai untuk mendengarkan lagu classic biar mudah konsentrasi saya ambil. output rangkaian dihubungkan ke speaker. Jrrrrrrrrrrr .... suaranya malah kayak efek gitar rusak. di rangkaian ada tiga potensiometer. satu untui level, satu buat integral, satu buat derivative. oke lah diputer-puter dulu potensionya barangkali ketemu suara yang pas. Setengah jam berlalu gak menemukan hasil yang pas, oke lah stop dulu. kerjaan kantor menunggu, harus seimbang antara kerja dan hobi.
Habis istirahat ada waktu sekitar 30 menit untuk uji coba rangkaian saya lagi. biasanya kantor saya menyediakan waktu istirahat 1 jam. tapi habis makan saya langsung balik lagi ke kantor.tangan sudah gatal pengen segera membuat efek rem angin. langsung deh saya nyalakan power supply dan speaker aktif. dan sssssssssssssss...... ada suara mendesis halus dari speaker saya, But, Wait a minute.... input rangkaian tidak lagi terpasang pada function Generator. Oh.. function generator bahkan tidak ada dimeja saya... bukan, bukan dicuri orang, tapi dibawa teman saya ke lab lain.
Hmmm that is a clue... langsung saya nyalakan ossiloscope lalu cek output sinyal dari rangkaian. hmmm hanya 1mv. kecil sekali susah mengamatinya, terus biar jadi gede gimana donk? dikuatkan? gak usah... yang ke speaker aktip dilepas aja. Ya speaker aktip punya impedansi input, ini bisa menyerap arus. Hasil dari penampil osilloscope adalah sinyal yang sebenarnya sudah familiar. Yah hanya sinyal noise saja.
Ok rangkaian sudah jadi dengan metode perancangan ra ceto, alias gak jelas. tinggal dikuatkan aja. masih ingat kalo dilaci masih punya IC LM 386. woke langsung ambil dan buat penguat dengan amplifikasi 200 kali. seiring dengan suara bel selesai istirahat saat itu pula rangkaian saya coba, dan cessssssss..... rangkaian berfungsi...
Meskipun over all rangkaian sudah berfungsi, masih kedengeran agak aneh ditelinga, hanya mirip rem angin, tapi belum sama persis. masalahnya sebenernya simple, speaker aktip saya terdiri dari woofer, dan tweeter. ok coba pulang kantor nantu beli tweeter ahhh.
setelah beberapa jam berpetualang mencari tweeter yang cocok akhirnya pilihan jatuh kepada tweeter mobil kecil merek digital. selain suaranya halus, ukuranya juga kecil. esok harinya seperti biasa sebelum mengerjakan pekerjaan kantor saya coba dulu rangkaian cesss saya yang telah dilengkapi penguat lm 386. pasang tweeter dan berbunyi. Kali ini mirip sekali dengan suara rem angin pada bus yang sebelumnya saya temui. akhirnya rasa penasaran saya terjawab meski sedikit kebetulan, anggap saja keberuntungan menghampiri saya.
Hidup akan membosankan jika tidak menghasilkan karya. Begitulah saya menikmati hidup dengan menghasilkan karya-karya yang menarik meski hanya untuk diri saya pribadi. salam sukses dan tetap lakukan hobi anda.
hidup tanpa hobi ki yo ngopo terusan........
Sumber : www.infobusjogja.com |
Sambil menunggu komponen saya komplit saya lalu otak saya mulai berimajinasi membayangkan apa saja yang diperlukan untuk menghasilkan suara yang mirip suara rem angin dari bus tersebut. Perlu sebuah osilator, tapi osilator yang bagaimana? bukankah bunyi rem angin lebih mirip nois dibanding sinyal dari osilator. Waw menantang juga nih...
sepulang dari toko langsung deh saya download aplikasi di smartphone saya (lupa namanya) lalu dari aplikasi itu saya bisa membuat beraneka macam gelombang. Akan tetapi tidak satupun bentuk gelombang yang menghasilkan suara yang mirip rem angin. Ya sudahlah kalo memang gak bisa dibuat tidur dulu aja...
Esok harinya saya sampai di lab saya (karena saya memang sehari hari bekerja pada sebuah lab elektronika milik instansi tertentu) langsung colok sana sini , nyalakan oscilloscope, function generator, ambil op-amp dan gelombang lain. Mulai dengan gelombang kotak dari function generator, lalu dimasukan ke penguat derivatif dan integral dengan tanpa perhitungan dulu (ambisi pribadi masalahnya bukan tugas kantor) lalu puter potensio, tampilah gelombang gigi gergaji di monitor. Hmmm may be.... langsung deh speaker aktip gainclone rakitan sendiri yang setiap harinya saya pakai untuk mendengarkan lagu classic biar mudah konsentrasi saya ambil. output rangkaian dihubungkan ke speaker. Jrrrrrrrrrrr .... suaranya malah kayak efek gitar rusak. di rangkaian ada tiga potensiometer. satu untui level, satu buat integral, satu buat derivative. oke lah diputer-puter dulu potensionya barangkali ketemu suara yang pas. Setengah jam berlalu gak menemukan hasil yang pas, oke lah stop dulu. kerjaan kantor menunggu, harus seimbang antara kerja dan hobi.
Habis istirahat ada waktu sekitar 30 menit untuk uji coba rangkaian saya lagi. biasanya kantor saya menyediakan waktu istirahat 1 jam. tapi habis makan saya langsung balik lagi ke kantor.tangan sudah gatal pengen segera membuat efek rem angin. langsung deh saya nyalakan power supply dan speaker aktif. dan sssssssssssssss...... ada suara mendesis halus dari speaker saya, But, Wait a minute.... input rangkaian tidak lagi terpasang pada function Generator. Oh.. function generator bahkan tidak ada dimeja saya... bukan, bukan dicuri orang, tapi dibawa teman saya ke lab lain.
Hmmm that is a clue... langsung saya nyalakan ossiloscope lalu cek output sinyal dari rangkaian. hmmm hanya 1mv. kecil sekali susah mengamatinya, terus biar jadi gede gimana donk? dikuatkan? gak usah... yang ke speaker aktip dilepas aja. Ya speaker aktip punya impedansi input, ini bisa menyerap arus. Hasil dari penampil osilloscope adalah sinyal yang sebenarnya sudah familiar. Yah hanya sinyal noise saja.
Ok rangkaian sudah jadi dengan metode perancangan ra ceto, alias gak jelas. tinggal dikuatkan aja. masih ingat kalo dilaci masih punya IC LM 386. woke langsung ambil dan buat penguat dengan amplifikasi 200 kali. seiring dengan suara bel selesai istirahat saat itu pula rangkaian saya coba, dan cessssssss..... rangkaian berfungsi...
Meskipun over all rangkaian sudah berfungsi, masih kedengeran agak aneh ditelinga, hanya mirip rem angin, tapi belum sama persis. masalahnya sebenernya simple, speaker aktip saya terdiri dari woofer, dan tweeter. ok coba pulang kantor nantu beli tweeter ahhh.
setelah beberapa jam berpetualang mencari tweeter yang cocok akhirnya pilihan jatuh kepada tweeter mobil kecil merek digital. selain suaranya halus, ukuranya juga kecil. esok harinya seperti biasa sebelum mengerjakan pekerjaan kantor saya coba dulu rangkaian cesss saya yang telah dilengkapi penguat lm 386. pasang tweeter dan berbunyi. Kali ini mirip sekali dengan suara rem angin pada bus yang sebelumnya saya temui. akhirnya rasa penasaran saya terjawab meski sedikit kebetulan, anggap saja keberuntungan menghampiri saya.
Hidup akan membosankan jika tidak menghasilkan karya. Begitulah saya menikmati hidup dengan menghasilkan karya-karya yang menarik meski hanya untuk diri saya pribadi. salam sukses dan tetap lakukan hobi anda.
hidup tanpa hobi ki yo ngopo terusan........
loading...
Hebat
ReplyDeleteHebat
ReplyDeleteMantap mas Bro....Selamat berkarya lagi. Sukses selalu
ReplyDeletehobi hidroponik di klik disini, kunjungi ya?
ReplyDeleteBahan bahan yang di perlukan apa aja .kaya seperti.. IC berapa ...
ReplyDeleteElco yang berapa dioda dan lain lain.
Tolong sebutkan ya mas nro untuk bahan bahan nya .dan waering nya di gambar .😊
Tolong kirimin skema/gambar yg jelas dong bang.. makasih
ReplyDelete